Ludfi presented Jung Chanwoo,  Kim Hanbin,  Kim Jiwon,  Kim Jinhwan,  Son YunHyeong,  Kim Donghyuk,  Koo Junhoe Psycho...

ECCEDENTESIAST [iKON Fanfiction] – OneShot



Ludfi presented


Jung Chanwoo, Kim Hanbin, Kim Jiwon, 
Kim Jinhwan, Son YunHyeong, Kim Donghyuk, Koo Junhoe


Psychology, Mystery

PG-18



Happy Reading ^^





Ketika gejolak amarah sudah tak terbendung lagi. Ketika martil telah melukai seseorang. Ketika titik-titik api telah berubah menjadi kobaran. Dan ketika kata’maaf’ tak lagi memiliki arti.






Furnitur-furnitur itu bergeming. Bungkam. Entah karena tak memiliki nyali, atau memang hanya tak ingin berkomentar. Bodohnya, mereka hanya diam saja. Rela menjadi saksi bisu tentang apa yang terjadi di depan mata.

Sebuah lengan putih pucat bergerak diantara yang lain. Mencoba untuk menggapai sesuatu, yang didapati hanya udara kosong. Hampa. Lengan itu kini kembali merapat pada sang empunya. Pria berkulit pucat dengan bekas luka sayatan di dahi kiri. Iris kelam menyapu seluruh penjuru ruangan. Kacau. Apakah ini akibat ulahnya? Pria itu bahkan tidak yakin dengan apa yang baru saja terjadi. Hanya warna merah yang di pantulkan oleh retina.

Kembali irisnya menyapu seluruh ruangan. Bagian dari otaknya memproses, meski lambat namun ia kini mulai mengerti. Mulai menyadari apa yang terjadi. Tubuhnya bergetar. Makin meringkuklah tubuh kurus tersebut. Merapat pada dinding yang dinginnya menusuk hingga tulang. Seolah mengolok ketidak-berdayaannya. Pria itu terisak. Wajahnya begitu pias, menunjukkan keputus asaan yang amat sangat.

Ia tidak sendirian disana. Ia bersama teman-temannya. Teman yang amat ia sayangi. Iris kelam itu kembali menyapu ruangan. Sekali lagi, kacau. Ia ingat itu akibat ulahnya dan teman-temannya. Pria itu menyunggingkan senyum. Ia salah mengira, jika ia telah melakukan hal buruk pada kamarnya. Wanita tua cerewet yang dipanggilnya ibu itu pasti akan memarahinya lagi. Kemudian tubuhnya akan membiru. Setidaknya jika bersama teman-temannya wanita itu tak akan bisa memarahinya.

Benar, ia bersama teman-temannya. Ia tak perlu kawatir sekarang. Ia akan aman.

Mereka sedang tidur sekarang. Nyenyak sekali hingga pria itu tak kuasa untuk membangunkan. Pria itu menyunggingkan senyum terbaiknya. Teman-temannya pasti sangat lelah. Mereka sibuk bermain seharian ini.

Lekas pria itu bangkit, beranjak menuju lemari. Mencari selimut untuk mereka. Udara sedang dingin, tentu ia tak ingin jika teman-temannya sampai jatuh sakit. Ia akan merasa amat bersalah.

“Hyung, ini, kau akan hangat dengan ini.” Sebuah selimut  tebal menutupi tubuh pria lain yang lebih tinggi dari yang lain. Pria itu tidak bergeming.

“Kalian adalah temanku, para hyungku. Kalian sangat baik. Amat baik padaku.” Wajah pria yang satu-satunya masih terjaga kembali pias. Irisnya sedikit buram. Dan sesuatu mencoba untuk keluar dengan paksa dari pelupuk matanya, sesuatu yang tak asing baginya. Ia mengusap dahi temannya –yang paling dekat dengannya–  yang sedikit basah.

“Junhoe hyung,” Punggung tangannya yang basah ia tarik mendakati wajahnya. Dengan perlahan organ tak bertulang miliknya menyapu punggung tangannya yang menjadi basah karena sentuhan. Pria itu menatap dirinya sendiri. Tersenyum.

“Sepertinya aku harus mandi dulu, sebentar lagi akan ada tamu. Ah –aku lengket sekali”

_._

Gerombolan pelajar membentuk kumpulan kecil, bak semut telah mendapat bebijian. Mereka berbisik, berdecak dan sederet aktifitas lainnya yang masih berhubungan erat dengan kegiatan menggunjing.

“Ini benar-benar diluar dugaan, dia bahkan masih seumuran denganku.”

“Mungkin dia punya alasan–“

“Satu-satunya alasan adalah karena dia psikopat.”

_._







January, 1 2016
Ditemukan tujuh orang pria di dalam salah satu kamar gedung apartemen. Enam orang diantaranya dalam keadaan tewas dengan kondisi mengenaskan. Satu orang lainnya sedang duduk di sebuah sofa dengan senyuman mengerikan. Diketahui mereka semua adalah anggota boy group terkenal, dibawah naungan management besar.
Korban berinisial HB, JIH, JW, JH, YN, dan DH.
Sementara ini CW diduga menjadi pelaku.

Polisi akan memberikan keterangan lebih lanjut saat keluarga korban mengijinkannya.



A/N:

Annyeong ^^
Saya sedikit simpati sama part Chanwoo di lagu-lagu iKON, sedikit sekali. Yah memang bagaimana lagi. Diantara semua member, hanya dia yang kemampuan bernyanyinya masih kurang. Tapi saya yakin Chanwoo bisa grow up kedepannya.

Kalian pasti sudah tahu kabar miring yang menyatakan kalau Chanwoo dibully kan? Saya antara percaya ngga percaya sih. Tapi ngeliat perlakuan member terhadap bocah itu saya jadi prihatin. Saya ngga asal jugde aja. Saya pilah apa itu memang benar, dan jika itu memang benar saya hanya akan mengatakan jika mereka melakukan hal itu ada alasannya. Logikanya, Chanwoo datang setelah WIN. Kita tahu perjuangan B.I cs saat WIN, mereka berjuang banget. Mati-matian. Dan disaat M&M Chanwoo datang dengan segala kekurangannya. Sementara team B sudah level atas Chanwoo masih menengah, merangkak nyusul mereka. Dan disitu juga Chanwoo menang polling terakhir sehingga dialah yang masuk iKON. Hanya dalam waktu singkat. Itulah masalahnya menurut saya.

Tapi lebih dari itu saya menerima iKON dengan segala kekurangan mereka. Mencintai mereka seperti saya mencintai SUPER JUNIOR. Keduanya berbeda. Namun perjuangan mereka bikin saya mikir 'ah, hidup tuh ngga segampang balikin tangan.' Saya selalu mengapresiasi idol-idol korea yang berjuang dari bawah. Seperti SUPER JUNIOR, IKON, MONSTA X, SEVENTEEN, VIXX, dll.

Semoga mereka bisa terus sukses ^^

0 komentar: